1. Gladiator
Kaisar
Commodus bukan seorang sister-complex yang sangat terobsesi seperti
yang digambarkan dalam film. Dia memang seorang alkoholik yang kejam,
tentu, tapi tidak terlalu cengeng. Dia bahkan mampu memerintah lebih
dari satu dekade dibandingkan ineptly yang hanya mampu memerintah
selama beberapa bulan. Ia juga tidak membunuh ayahnya, Marcus Aurelius,
yang benar-benar meninggal karena cacar air. Dan ia bukan dibunuh di
arena gladiator, dia dibunuh di bak mandi nya.
2. Apocalypto
Film ini benar-benar memberikan seluruh departemen dan ahli Antropologi
sakit migrain. Memang benar suku Maya memiliki tradisi aneh
mengorbankan manusia. Tetapi mereka tidak mempersembahkannya untuk
Kulkulkan, Dewa Matahari, dan yang dibunuh hanyalah petinggi-petinggi
yang ditangkap dalam perang saja. Para conquistador yang tiba di akhir
film adalah penyelamat yang tidak pernah ada, bahwa 90% dari penduduk
Amerika asli meninggal karena cacar dari ternak yang menginfeksi
mereka.
3. Memoirs of a Geisha
Geisha yang sudah cukup berumur, yang disebut "mizuage" sama sekali
tidak melakukan hubungan intim dengan klien. Dalam adegan klimaks dimana
Sayuri mempesona Gion dengan tariannya, background yang digunakan
(salju buatan dan lampu sorot) lebih seperti pertunjukan di Studio 54
daripada seperti Kyoto di masa sebelum perang.
4. Braveheart
Mari kita lupakan sejenak fakta bahwa pakaian "kilt" belum dipakai di
Skotlandia sampai kira-kira 300 tahun setelah era William Wallace. Di
dalam film, pesona mata biru Wallace sangat luar biasa, dia berhasil
berselingkuh dengan istri raja Edward II, Isabella dari Perancis, dan
akhirnya hasil dari perselingkuhan itu adalah lahirnya Edward III.
Tetapi menurut buku-buku sejarah, Isabella berusia tiga tahun pada saat
perang Falkirk, dan Edward III lahir tujuh tahun setelah Wallace
meninggal.
5. Elizabeth: The Golden Age
Pada
1585, seperti di film, Ratu Elizabeth berusia 52 tahun (Cate Blanchett
berumur 36 ketika ia memerankan film tersebut) dan tidak sedang
didekati Ivan (yang sudah mati saat itu). Dan meskipun dia mengumpulkan
dan memimpin pasukan di Tilbury dengan menunggang kuda putih memakai
baju besi lengkap dengan pedang, ia duduk di samping pelana sambil
membawa tongkat kecil (Dia lebih terlihat seperti seorang mayoret yang
anggun daripada seorang Joan of Arc).